Pemandangan Dari Puncak Papandayan |
Gunung Papandayan merupakan Gunung Berapi Aktif yang berapa di Kabupaten Garut, teparnya di kecamatan Cisurupan yang memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2002, namun pada tahun 2006 - 2011 sempat ditingkatkan levelnya menjadi waspada.
Gunung Papandayan cukup laris dikalangan para pendaki pemula. Namun banyak juga para pendaki professional yang mendaki ke gunung ini. Gunung ini memiliki trek pendakian yang bervariasi dari yang mudah sampai yang cukup sulit.
Untuk melakukan pendakian, biasanya saat di gerbang masuk akan ditanya. jika kita akan mendaki dan bermalam, maka harus mengisi isian yang disediakan dan membayar uang sebesar Rp.5.000/orang. Akses kendaraan akan terhenti setelah gerbang masuk dan tersedia parkir yang luas. Tempat ini dinamakan Camp David.
Memulai pendakian, dari Camp David kita memasuki kawasan Kawah Papandayan, dengan kondisi trek berbatu dan menanjak. Setelah kawasan kawah, lalu memasuki area yang cukup banyak tumbuhan hijau.
Lalu kita akan bertemu jalan yang terputus akibat longsor, maka carilah jalan ke arah kanan. Pada dasarnya kita tak perlu mencari atau buka jalur karena memang sudah tersedia jalan untuk pendaki di kanan jalan. Jalan menurun lalu akan melewati sungai dan selanjutnya menanjak. Setelah tanjakan pertama dari sungai, ada dua jalur yang bisa dilewati, namun jangan khawatir karena akan bertemu di satu jalan lagi. Jalan kiri sepertinya memang jalan yang dibuat untuk pendaki, sedangkan jalan kanan sepertinya hasil buka jalur para pendaki. Namun jalur kanan itu cukup curam karena menanjak langsung, sedangkan jalur kiri dibuat berkelok-kelok.
Kedua jalur itu akan bertemu di satu jalan yagn cukup besar, ambil arah kanan. Terus berjalan nanti kita akan bertemu di lahan yang cukup luas dimana ini adalah Pos 2. Ada 3 arah dari pos 2 ini. Arah kanan menuju ke Guber Hood, arah lurus sepertinya akses ke daerah Bandung namun tidak terpakai, arah kiri ke Pondok Saladah.
Saya sarankan untuk bermalam di Pondok Saladah. Dari Pos 2 menuju Pondok Saladah tidak terlalu jauh, memasuki hutan sekitar 10 menit lalu kita akan menemukan lapangan terbuka yang luas yang disebut Pondok Saladah. Di Pondok Saladah ini terdapat toilet, mushola, sumber air, dan terkadang ada warung. Di Pondok Saladah pun kita bisa menemukan Edelweiss Jawa dan saya memohon "Jangan Petik Bunga Edelweiss".
Saya nge-camp di Pondok Saladah. Dari sini pemandangan malam pun sangat indah, banyak bintang di langit malam karena cenderung tertutup dari polusi cahaya perkotaan.
Bunga Edelweiss di Pondok Saladah |
Sebagian Suasana di Pondok Saladah |
Di Pagi Hari, saya dan beberapa teman saya langsung summit ke Puncak Papandayan, Tegal Alun, dan Hutan Mati. Dari pondok saladah trek dimulai dengan tanah seperti rawa karena jika menginjaknya kaki kita bisa masuk cukup dalam. Jadi harus berhati-hati melewatinya.
Setelah melewati itu, kita bisa ambil arah kanan untuk menuju Puncak dan Tegal Alun, atau arah kiri untuk ke Hutan Mati. Kami mengambil arah kanan. Dari situ kita masuk ke hutan dengan pepohonan khas pegunungan, trek terus menanjak dan curam, perlu kehati-hatian. Dan selalu perhatikan rambu-rambu yang biasanya ada di pohon.
Setelah melewati itu semua kita akan tiba di tanah yang cukup datar dan cukup luas, lalu kita ambil arah kanan, nanti ada jalan sedikit menanjak, lalu kembali datar. Disitulah kemungkinan Puncak Papandayan, karena kami tidak menemukan tulisan Puncak, lalu kami lanjutkan perjalanan.
Pemandangan dari puncak papandayan |
Pemandangan dari puncak papandayan |
Ikuti jalan terus nanti kita akan terarah menurun, lalu menemukan tempat terbuka dengan banyak pohon Edelweiss. Inilah Tegal Alun yang disebut juga Padang Edelweiss.
Padang Edelweiss / Tegal Alun |
Padang Edelweiss / Tegal Alun |
Padang Edelweiss / Tegal Alun |
Setelah puas berfoto, kita mengambil arah kiri dari saat datang atau arah lurus dari foto ke-2. Lalu kami terus berjalan untuk mencari jalan, lalu kami temukan ada seperti plang yang bertuliskan Tegal Alun, disitu ada jalan keatas. Kami lewat jalan tersebut, lalu kami bertemu jalan yang menurun sangat curam, kami lewati jalan itu dan terus mengikuti jalan dan akhirnya sampai di Hutan Mati.
Pohon Mati |
Hutan Mati |
Setelah dari Hutan Mati, kita kembali lagi ke Pondok Saladah, Lalu Packing yang kembali pulang ke rumah tercinta.
0 komentar:
Posting Komentar